Kewirausahaansebagai pekerjaan itu sendiri (wirausaha). Seorang pengusaha membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang beresiko atau ketidakpastian. 2. Menurut Thomas W. Zimmerer
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Gimana sih caranya bisa berwirausaha pada usia muda pasti banyak tuh dipikirkan oleh anak-anak milenial zaman sekarang ? Sebelum kita menumbuhkan bagaimana cara berwirausaha dan menumbuhkan minatnya kita harus tahu dulu apa pengertian dari wirausaha itu adalah penggabungan dari dua kata, yaitu 'wira' dan 'usaha'. Wira artinya pejuang, pahlawan, berbudi luhur, manusia unggul, berwatak agung, dan gagah berani. Sedangkan, usaha merupakan perbuatan atau amalan, berbuat sesuatu dan bekerja. Jika diartikan secara harfiah, maka makna dari wirausaha adalah orang yang membuat suatu produk, menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru hingga mengatur permodalan serta pemasarannya. secara umum, definisi wirausaha adalah suatu kegiatan usaha dengan kondisi seluruh sumber daya dan upaya dibebankan kepada pelaku usaha wirausahawan dalam mengenali produk baru, menentukan konsep dan proses produksi, menyusun strategi hingga memasarkan serta mengatur permodalannya. Tujuan adanya kegiatan ini adalah untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi dibandingkan saat sebelum diolah menajdi suatu barang atau jasa. Orang yang menjalankan kegiatan wirausaha disebut dengan wirausahawan. Dialah yang bertanggung jawab dalam menyusun manajemen operasional dari keseluruhan proses kegiatan tersebut, mulai dari proses pengadaan sampai dengan pemasaran produk. Wirausahawan juga harus tau dan ber kemampuan untuk bisa mengetahui tren pasar agar tidak sampai salah sasaran dalam memasarkan produknya. Pada masa sekarang itu pada masa masa milenial sudah sewajarnya anak remaja berani dalam berwirausaha dan melakukan bisnis muda dengan modal seadanya sesuai kantong pelajar dan berani menampilkan produk nya beberapa cara menumbuhkan minat wirausaha pada generasi milenial yaitu a. Dimulai dari dalam diri manusia itu sendiri yang menjadi faktor pendukung terlaksana nya minat dalam berwirausaha hingga menjadi seorang wirausahawan persiapkan mental dalam diri apapun yang terjadi dalam wirausaha seperti untung rugi itu adalah hal yang wajar dan sudah biasa terjadi. c. Iri pada bisnis orang lain juga bisa menjadi modal utama dalam menumbuhkan minat berwirausaha, mengapa orang lain bisa sukses dan mendapatkan penghasilan sendiri di usia Melihat peluang dari kondisi lingkungan sekitar, apa yang bisa dijadikan roduk yang membantu dan pasti laku dalam masyarakat atau pembeli nantinyae. Mulai berani melakukan planning atau perencanaan apa yang harus di mulai, usaha apa yang mau di buat dan modal yang dihitung sesuai dengan harga pembuatan usaha nanti Memahami strategi pemasaran apa yang sedang tren di kalangan milenial bisa menumbuhkan kreatifitas dalam masih banyak cara lain nya dalam menumbuhkan minat berwirausaha dalam generasi milenial. Tergantung pada niat dan kreativitas pada setiap orangnya. Berani memulai dengan cepat maka akan menuai dengan lebih cepat lagi. referensi 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya TerhadapMinat Berwirausaha Menumbuhkan Minat Berwirausaha Meningkatkan Minat Berwirausaha Dan Minat Berwirausaha Rendahnya Minat Berwirausaha Dengan Minat Berwirausaha Mempengaruhi Minat Berwirausaha Mengetahui Minat Berwirausaha Explore More. Dengan Minat Berwirausaha sentence examples. Saat ini banyak orang terpikir untuk memulai usaha sendiri. Tak aneh memang, di saat lapangan kerja yang makin sulit, atau kalaupun telah bekerja namun penghasilan masih belum mencukupi kehidupan sehari-hari. Atau kalaupun sudah mencukupi, tapi waktu untuk keluarga justru tak ada. Maka, memulai usaha sendiri menjadi pilihan untuk mengubah kondisi itu. Akan tetapi masih banyak juga yang tak kunjung mau ACTION memulai wirausaha. Mengapa? Konon, ada banyak hambatannya. Yang bila kita tanya pada orang yang belum memulainya, banyaknya hambatan tersebut bisa dari A sampai Z. Ok…tiap orang itu unik. Tiap orang punya kondisinya masing-masing yang tak bisa disamaratakan. Namun, secara umum, orang yang tak kunjung mencoba wirausaha, biasanya alasannya karena di bawah ini. Modal. Sering orang yang berniat memulai usaha, modal menjadi kambing hitam. Modal di sini diidentikkan dengan uang. Tak tahu bagaimana cara memulai usaha. Anda tak tahu bagaimana cara memulainya, sehingga tak kunjung mulai usaha. Dan mungkin banyak lagi hambatan lainnya… Tapi semua itu, menurut saya, akar masalahnya terletak pada mindset. Bagi yang belum terbentuk mindset bisnisnya, mungkin terasa tak mudah untuk memulainya. Kalau yang sebelumnya sudah punya penghasilan tetap, tiba-tiba terbayang harus beralih ke kondisi yang tak pasti. Tak jelas berapa penghasilan yang diperoleh bulan depan, belum jelas bagaimana usaha yang akan dicobanya nanti, dst. Ketakutan dan kekhawatiran semacam itu mampu menahan mereka untuk tidak kunjung ACTION memulai usaha sendiri. So, bagaimana? Asah mindset bisnis anda. Bergaul dengan orang-orang yang berwirausaha bisa membantu mengasah mindset bisnis anda. Bukan saja anda belajar cara teknisnya, tapi juga belajar dari suka-duka yang mereka lalui sebagai wirausahawan. Langkah lain yang “relatif aman” adalah dengan memulainya sebagai bisnis sampingan. Tanpa melepaskan pekerjaan saat ini, sambil mulai mencoba buka usaha sendiri. Dengan demikian, diharapkan mindset bisnis perlahan semakin teruji. Sebab wirausaha itu butuh praktek, butuh ACTION! Kalau anda belum juga mulai usaha, ada baiknya anda lihat ke dalam diri anda sendiri. Ada apakah dengan diri anda? Menurut saya, seorang wirausahawan itu punya ciri atau karakter yang terangkum dalam kata ACTION. A = ACTION Action atau tindakan adalah karakter wirausaha. Menjadi wirausaha berarti mau mengambil inisiatif, mau melakukan ACTION, mau mengambil tindakan untuk mengambil peluang yang ada. Wirausahawan bukan sosok yang mudah berdiam diri. Mereka mengutamakan tindakan dalam kesehariannya. C= CREATIVE Wirausahawan itu sosok kreatif. Mereka mampu menciptakan/mengembangkan sesuatu yang mungkin sebelumnya dianggap biasa atau bahkan mustahil oleh banyak orang. Kreativitas tersebut membuatnya berhasil membuat nilai tambah dalam apapun yang digelutinya. Masalah mampu diubahnya menjadi peluang. Mereka juga kreatif untuk menghadapi tantangan usaha yang dihadapi. Tantangan yang kian besar justru memompa semangatnya untuk lebih kreatif dalam menghadapi tantangan usaha. T= TRUST Wirausahawan memegang trust sebagai prinsip hidupnya. Dalam pengertian ke luar diri, trust berarti tekad untuk memegang kepercayaan konsumen. Mereka sadar, kepercayaan adalah modal utama dalam bisnis. Ke dalam diri, trust berarti percaya pada dirinya, pada apa yang di-ACTION-kannya. Wirausahawan punya rasa percaya diri untuk melakukan ACTION. I = INDEPENDENT Independent atau kemandirian menjadi jiwa wirausahawan. Mereka ingin bebas, ingin mengatur hidupnya sesuai yang dia mau. Wirausaha mandiri ingin bekerja untuk dirinya sendiri. Mereka mau mewujudkan impian-impiannya lewat usaha mandirinya itu. Kemandirian tersebut juga membuatnya sadar akan resiko yang mungkin terjadi, dan dia siap menanggungnya sebab telah memilih jalan wirausaha. O= OPPORTUNITY Opportunity atau kejelian melihat peluang/kesempatan adalah ciri wirausahawan. Dimana-mana dia temukan ide ide bisnis yang bisa menjadi peluang bisnis baru. Kejeliannya melihat peluang tersebut bukan saja menghasilkan uang bagi dirinya sendiri, tapi banyak orang lainnya. N = NO QUIT Wirausahawan sejati tak pernah menyerah. Mereka tak pernah berhenti ACTION. Kegagalan tak pernah dianggapnya sebagai kegagalan. Setiap kali jatuh, dengan cepat mereka bangkit dan ACTION lagi. Mereka percaya kesuksesan itu pasti akan datang. Kesuksesan itu tak datang tiba-tiba. Tapi melalui proses penuh keringat. Dan semuanya itu akan terbayar lunas saat menjadi wirausaha sukses.
Jelaskandengan singkat, bagaimana menumbuhkan minat berwirausaha! Jawab : Jelaskan mengapa wirausaha itu sangat dibutuhkan? Jawab : Wirausaha dibutuhkan karena PBB menyatakan bahwa suatu negara mampu membangun apabila wirausahawan mencapai 2% dari jumlah penduduknya. Sepanjang wirausahawan tersebut sudah terjamin mutu dan kelangsungan

ArticlePDF AvailableAbstractPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan pendidikan kewirausahaan di SMKN 1 Kota Jambi dalam mendorong minat siswa untuk memulai usaha sendiri ditinjau dari indikator input, proses atau pelaksanaan, dan output atau keberhasilan. Desain penelitian studi kasus, penelitian ini menggunakan metodologi pendekatan deskriptif kualitatif. Kepala sekolah dan guru kewirausahaan di SMKN 1 Kota Jambi dijadikan sebagai subjek penelitian. Memanfaatkan pengambilan sampel snowball, subjek penelitian akan dipilih. Wawancara adalah pendekatan yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Semua mata pelajaran di SMKN 1 Kota Jambi termasuk ke dalamnya pendidikan kewirausahaan. Guru kewirausahaan harus memiliki pengalaman bisnis di rumah dan latar belakang pendidikan kewirausahaan agar dapat memberikan contoh yang baik bagi anak didiknya. Model yang digunakan yaitu yaitu Discovery learning, Inquiry Learning, Program Based Learning dan Project based learning. Indikator penilaian melalui laporan pengamatan, ulangan harian, dan ulangan akhir semester ujian praktik. 2 Infrastruktur yang lebih dari cukup merupakan aspek pendukung. Ketidaktahuan siswa akan pentingnya pendidikan kewirausahaan menjadi kendala utama. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 324 UPAYA MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA Mohamad Muspawi, Amirul Mukminin, Rika Syaf Putri Program Studi Administrasi Pendidikan FKIP Universitas Jambi Email authors ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan pendidikan kewirausahaan di SMKN 1 Kota Jambi dalam mendorong minat siswa untuk memulai usaha sendiri ditinjau dari indikator input, proses atau pelaksanaan, dan output atau keberhasilan. Desain penelitian studi kasus, penelitian ini menggunakan metodologi pendekatan deskriptif kualitatif. Kepala sekolah dan guru kewirausahaan di SMKN 1 Kota Jambi dijadikan sebagai subjek penelitian. Memanfaatkan pengambilan sampel snowball, subjek penelitian akan dipilih. Wawancara adalah pendekatan yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Semua mata pelajaran di SMKN 1 Kota Jambi termasuk ke dalamnya pendidikan kewirausahaan. Guru kewirausahaan harus memiliki pengalaman bisnis di rumah dan latar belakang pendidikan kewirausahaan agar dapat memberikan contoh yang baik bagi anak didiknya. Model yang digunakan yaitu yaitu Discovery learning, Inquiry Learning, Program Based Learning dan Project based learning. Indikator penilaian melalui laporan pengamatan, ulangan harian, dan ulangan akhir semester ujian praktik. 2 Infrastruktur yang lebih dari cukup merupakan aspek pendukung. Ketidaktahuan siswa akan pentingnya pendidikan kewirausahaan menjadi kendala utama. Kata Kunci Pendidikan, Kewirausahaan, Minat Berwirausaha 1. PENDAHULUAN Suatu bangsa harus mampu bersaing dan menjawab segala rintangan yang akan muncul dalam pasar global di masa modern yang mengglobal ini. Akan banyak kesulitan di masa depan, salah satunya adalah dinamika persaingan kerja yang semakin hari semakin berat dan meningkatkan jumlah pengangguran. Pemerintah harus bertindak cepat untuk mengatasi masalah ini karena jumlah pengangguran produktif terus meningkat akibat keterampilan yang masih kurang. Rendahnya tingkat pendidikan dalam mengembangkan sumber daya manusia menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya jumlah pengangguran. Pengembangan 325 sumber daya manusia yang berkualitas dapat difasilitasi dengan pendidikan kewirausahaan. Kewirausahaan membantu orang menjadi lebih percaya diri, mandiri, dan kreatif. Pendidikan kewirausahaan dituntut untuk mampu menata rasa percaya diri, kemandirian, dan kreativitas. Dengan mempelajari kewirausahaan, seseorang dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaannya. Untuk menurunkan tingkat pengangguran dan meningkatkan standar sumber daya manusia, pendidikan kewirausahaan lebih menekankan pada penciptaan lapangan kerja dari pada pencarian kerja Hendrato , 2018. Pendidikan Kewirausahaan adalah jenis program pendidikan yang beroperasi di bawah pemikiran bahwa memberdayakan siswa dengan kompetensi membutuhkan pemahaman yang kuat tentang kewirausahaan. Siswa akan memperoleh manfaat tambahan dari pendidikan kewirausahaan yang relevan dengan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa akan dapat berkolaborasi dengan banyak pihak yang terlibat dalam proses berkat pendidikan kewirausahaan ini. Dengan kata lain, pendidikan kewirausahaan mengembangkan peserta didik yang tidak hanya cakap secara intelektual tetapi juga mampu berpartisipasi dalam kegiatan sosial Aini, 2018. Selanjutnya Delitasari & Hidayah, 2017 menjelaskan bahwa pendidikan kewirausahaan harus dilaksanakan sedini mungkin agar generasi penerus bangsa mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi keberlangsungan hidup. Pendidikan kewirausahaan sebenarnya memiliki beberapa tujuan, namun secara garis besar tujuan pendidikan kewirausahaan adalah untuk membantu memecahkan persoalan bangsa saat ini dengan menumbuhkan kreativitas, keberanian, dan pola pikir kewirausahaan bangsa. Ini akan membantu mengurangi masalah pengangguran. Atau mungkin bisa dicari solusinya, membentuk kesejahteraan dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Meskipun hanya 2% pelaku bisnis di Indonesia yang berwirausaha, jumlah ini setidaknya 30% di negara maju. Hal ini akan menjadi masalah bagi dunia pendidikan Indonesia, untuk meningkatkan 326 jumlah pelaku bisnis di Indonesia, agar mahasiswa dituntut untuk menggunakan pendidikan kewirausahaan sejak dini atau sedini mungkin Rohmah , 2017. Secara bahasa Etimonologi mengartikan minat sebagai usaha dan motivasi untuk belajar dan mencari sesuatu. Minat diartikan secara terminologi sebagai keinginan, kesukaan, atau kesiapan terhadap sesuatu. Sesuatu yang dapat menarik perhatian adalah sesuatu yang menarik perhatian. Minat mengungkapkan keinginan, aktivitas, dan preferensi seseorang. Jika seseorang tertarik pada sesuatu, maka minat tersebut akan dipupuk oleh perilakunya Aprilianty, 2012. Aini 2018 menjelaskan minat dan kewirausahaan merupakan komponen dari minat berwirausaha. Salah satu kualitas terpenting, selain bakat dan kecerdasan, yang memengaruhi seberapa baik seseorang mengerjakan tugas adalah minat. Jika seseorang tertarik dengan pekerjaan yang dilakukannya, itu akan terus menjadi peluang besar baginya untuk menyelesaikannya dengan lancar dan sukses. Minat adalah pemahaman seseorang tentang sesuatu yang memotivasi mereka untuk memberikan perhatian penuh pada objek tertentu dan senang terlibat dalam aktivitas yang terkait dengan objek itu. Kepala SMKN 1 Kota Jambi memaparkan beberapa permasalahan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan pada 20 November 2020 berdasarkan temuan kajian awal. Permasalahan tersebut antara lain 1 Pendidikan kewirausahaan tidak berjalan sebagaimana mestinya yang disebabkan oleh pendidikan kewirausahaan tidak dapat menciptakan manusia yang percaya diri dan siap kerja; 2 Pelatihan pendidikan kewirausahaan masih kurang, hanya dilakukan setahun sekali; dan 3 Terdapat guru yamg mengajar pendidikan kewiirausahaan tidak sesuai dengan latar belakang dari pendidikan kewirausahaan itu sendiri. Oleh karenanya, sebagai seorang pimpinan kepala sekolah memang dituntut untuk cepat merespon keadaan yang ada, sebagaimana yang dikatakan oleh Muspawi 2020 bahwa kepala sekolah hendaknya peduli dan cepat 327 tanggap terhadap kondisi yang ada di sekolah yang ia pimpin, termasuk dalam konteks ini masalah pelaksanaan pendidikan kewirausahaan. Pemerintah mengeluarkan Inpres No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Masyarakat Nasional dan Membina Kewirausahaan dalam upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan memperbanyak jumlah usaha. Tujuan pembelajaran ini adalah untuk membantu masyarakat Indonesia dan seluruh dunia menciptakan inisiatif kewirausahaan. Namun, belum semua SMK di Indonesia mengadopsi konsep pendidikan kewirausahaan. SMK Negeri 1 Kota Jambi merupakan salah satu sekolah yang mengadopsi pembelajaran kewirausahaan. Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan, perumusan kebijakan pendidikan kewirausahaan tingkat SMK, dan variabel-variabel yang mempengaruhi pendidikan kewirausahaan siswa semuanya masih memerlukan analisis. 2. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus case study. Data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah berupa hasil wawancara dari pihak sekolah yaitu guru mata pelajaran kewirausahaan dan kepala sekolah di SMKN 1 Kota Jambi. Dalam penelitian ini data sekunder berupa data yang diperoleh dari buku-buku, artikel, dan beberapa literatur yang berhubungan dengan pembahasan penelitian. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik snowball yang dimana teknik snowball ini merupakan teknik beberapa sampel awal digunakan untuk merekrut lebih banyak subjek, atau subjek diminta untuk mengusulkan orang tambahan yang mereka kenal yang memenuhi kriteria sampel yang diperlukan. Sampai peneliti memiliki cukup data untuk dievaluasi, strategi ini terus menumbuhkan populasi responden seperti bola salju yang menggelinding menuruni bukit. Wawancara adalah metode utama pengumpulan data dalam penelitian ini. Pendekatan wawancara melibatkan dua pihak pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan 328 yang diwawancarai yang menanggapi pertanyaan. Dialog memiliki tujuan yang jelas Creswel, 2013. Untuk memperoleh informasi dan statistik tentang pemanfaatan pendidikan kewirausahaan dalam mendorong minat berwirausaha siswa di SMKN 1 Kota Jambi digunakan wawancara mendalam. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian inni adalah teknik ketekunan pengamatan, triangulasi dan mengadakan member check. Peneliti menggunakan model analisis data yang dikemukakan oleh Moleong, 2006 yang mengemukakan bahwa kegiatan analisis data kualitatif dapat diupayakan secara interaktif dan berkesinambungan hingga selesai atau diakhiri, sehingga terjadi kejenuhan terhadap informasi yang diperoleh. Reduksi informasi, tampilan informasi, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi adalah semua komponen analisis informasi. Dapat dijelaskan bahwa dalam menganalisis data penulis melaksanakan langkah-langkah selaku berikut 1. Data reduction Reduksi data. Mereduksi informasi ialah Mengurangi informasi melibatkan meringkas, memisahkan rincian penting, berkonsentrasi pada rincian penting, mencari tema dan pola, dan menghilangkan rincian yang tidak relevan. Ini akan membantu informasi yang diringkas mencerminkan dengan cara yang lebih baik dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data tambahan dan melakukan pencarian yang diperlukan. Memanfaatkan alat teknologi seperti PC dan pengkodean elemen khusus dapat membantu pengurangan informasi. 2. Data display penyajian data. Data yang telah direduksi, setelah itu didisplay. Penyajian data dilakukan dalam wujud penjelasan singkat, bagan, ikatan antar jenis flowchart dan sejenisnya. 3. Conclusion Drawing/ verification. Verifikasi dan kesimpulan adalah langkah selanjutnya. Temuan awal bersifat sementara dan dapat direvisi jika bukti kuat ditemukan untuk menjamin metode pengumpulan data tambahan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 329 Temuan dan hasil penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 1 Kota Jambi dengan 5 peserta tentang Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan untuk Menumbuhkan Minat Wirausaha Siswa ditinjau dari aspek Input, Proses, dan Output disajikan sebagai berikut Penerapan Pendidikan Kewirausahaan di SMKN 1 Kota Jambi dilihat dari Segi Input, Proses, dan Output Pendidikan kewirausahaan yang ada pada SMKN 1 Kota Jambi terintegrasikan pada semua mata pelajaran. Mata pelajaran ini didapatkan oleh semua jenjang kelas dan bidang keahlian di SMK. a. Input Tidak ada prasyarat tes peminatan pendidikan kewirausahaan untuk dapat mengikuti pelatihan pendidikan kewirausahaan di SMKN 1 Kota Jambi. Semua jenjang dan kelas SMKN 1 Kota Jambi memasukkan pendidikan kewirausahaan ke dalam kurikulumnya. Semua jurusan di SMK wajib mengikuti mata kuliah Produk Kreatif. Oleh karena itu, fokus kurikulum kewirausahaan SMKN 1 Kota Jambi menitikberatkan pada Mata Pelajaran Produk Kreatif. SMKN 1 Kota Jambi memilih seseorang tenaga pendidik pendidikan kewirausahaan setidaknya telah berwirausaha di kalangan masyarakat. Perihal ini bertujuan supaya tenaga pendidik bisa sebagai subjek dari pendidikan kewirausahaan sehingga siswa dengan mudah dalam mempelajari pendidikan kewirausahaan karena tenaga pendidik yang mengajar mereka telah menguasai kewirausahaan itu sendiri. Selain itu guru juga dapat berfungsi sebagai motivator secara langsung dan contoh yang baik bagi siswa. Jika guru yang mengajar kewirausahaan telah menguasai teknik kewirausahaan maka siswa dengan mudah mempercayai suatau keberhasilan dari kewirausahaan. Khusus buat guru Pembelajaran Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan SMK N 1 Kota Jambi memanglah telah mempunyai kualifikasi sendiri yang wajib dipunyai oleh pendidik dari mata pelajaran Pembelajaran Kewirausahaan tersebut. 330 Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh guru yang mengajar pendidikan kewirausahaan sebagai berikut “sayakan lulusan dunia usaha jadi saya harus mampu memberikan contoh kepada rekan saya serta peserta didik. Jadi, saya bukan hanya mengajar tentang kewirausahaan, tetapi juga melakukan wirausaha dirumah. Saya punya kos-kosan, trus juga didunia fashion seperti menjual baju, boneka, bantal dengan cara online dan marketplace ya. Selain itu saya juga ada bisnis jual beli tanah” Berdasarkan pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Suharsaputra, 2018 Kepala sekolah adalah jabatan tertinggi di dalam satuan pendidikan. Kepala sekolah bertugas sebagai pemimpin susatu organisasi, selain itu kepala sekolah merupakan penanggungjawab kegiatan yang dilaksanakan di dalam satuan pendidikan tersebut. Menjadi seorang kepala sekolah dituntun agar kompeten didalam menjalankan tugasnya serta dapat memimpin semua komponen yang ada di dalamnya seperti siswa, guru, dan tenaga kependidikan. Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pendidikan/pembelajaran, kepala sekolah memiliki pengaruh besar pada peningkatan mutu proses pembelajaran di sekolah, baik melalui pelaksanaan mata pelajaran kewirausahaan yang efektif maupun kebijakan dalam meningkatkan kompetensi para pendidik. Sudah sewajarnya kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan berkewajiban dalam membantu guru meningkatkan dan memperbaiki keterampilan mengajar yang dimilikinya. b. Pelaksanaan/Proses Program yang mendukung pendidikan kewirausahaan di SMK N 1 Kota Jambi diantaranya yaitu bazaar atau pameran hasil karya siswa, kunjungan industri, dan Bisnis center. Setahun sekali, SMKN 1 Kota Jambi menyelenggarakan bazaar. Bazaar menampilkan dan bertukar karya siswa. Produk akhir dari pengolahan ini dapat berupa kerajinan atau makanan yang diteliti sebelumnya. Berbagai bisnis dan industri lokal dikunjungi 331 selama kunjungan industri. Semua siswa hadir dalam kunjungan ini. Mahasiswa dapat memahami bagaimana sesuatu diproses hingga proses pemasaran dengan praktik ini. Siswa harus menyusun laporan pengamatan setelah kunjungan selama mereka berada di lapangan. Bisnis center merupakan salah satu wujud kepedulian pihak sekolah terhadap siswa Sekolah Menengah Kejuruan SMK selaku wadah untuk siswa menjual benda hasil produksinya. Empat metode pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 digunakan dalam model pendidikan di SMKN 1 Kota Jambi. Ini menggunakan model dan mengutamakan aplikasi dalam kewirausahaan dengan lebih menekankan pada model pendidikan pembelajaran berbasis penemuan dan berbasis proyek. Model pendidikan discovery learning diterapkan antara lain ialah dengan membagikan lebih banyak lagi motivasi kepada siswa. Perihal ini didapatkan kala siswa melaksanakan kunjungan ke industri. Laporan temuan dari magang industri diperlukan dari siswa. Mahasiswa disarankan untuk dapat mempelajari bagaimana suatu industri dikelola, dimulai dengan isu-isu terkini dan bekerja menuju solusi. Sedangkan model pembelajaran project based learning model pembelajaran yang lebih menekankan kepada praktek daripada teori. Model seperti ini lebih disukai oleh siswa karena siswa dapat langsung mempraktekkan kreatifitas mereka secara langsung. Guru mempersiapkan rencana kegiatan belajar mengajar semacam RPP, silabus, serta wujud produk yang hendak diajarkan. RPP terbuat sendiri oleh guru yang bersangkutan. Di dalam RPP inilah hendak tercantum rencana pendidikan yang hendak dilaksanakan cocok dengan kurikulum yang berlaku. Guru mengantarkan modul pendidikan berbentuk langkah- langkah awal dalam pembuatan produk setelah itu siswa langsung mempraktekkan sesuai dengan arahan yang diberikan. Pendidikan ditunjukan kepada menciptakan sesuatu produk serta pemasukan dan guru diberikan kebebasan dalam merumuskan tata cara yang diidamkan. 332 Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh salah satu guru yang mengajar pendidikan kewirausahaan sebagai berikut “memang praktek yang lebih ditekankan ya. Kira-kira praktek 70% dan teori 30 %. Karena apa, karena ya praktek kan lebih diutamakan. Nilai praktek lebih ditekankan karena dengan praktek siswa akan belajar langsung bagaimana menjadi wirausaha yang sebenarnya” Hal ini sejalan dengan pendapat Alviana 2017 adapun tujuan utama dari pendidikan kewirausahaan ialah membentuk jiwa wirausaha dari peserta didik agar peserta didik tersebut dapat menjadi individu yang kreatif, inovatif, dan produktif. Jadi, secara umum pola dari pendidikan kewirausahaan harus mencakup dari teori, praktik serta implementasi. Teori diarahkan agar dapat mempelajari pengaruh tentang berwirausaha gunu menyentuh dan mengisi aspek kognitif peserta didik agar mempunyai paradigma wirausaha. Praktik yang dimaksudkan adalah untuk kegiatan berdasarkan teori yang telah didapatkan dari proses pembelajaran, agar peserta didik dapat merasakan teori yang telah dipelajarinya agar dapat dipraktikkan dan dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun masyarakat sekitar. c. Output/Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penilaian guru terhadap peserta didik, diantaranya 1 Melihat dari keseharian, tanggungjawab dan keseriusan siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas masing-masing. 2 kerapian, kreatifitas, keseuaian, dan ketelatenan siswa dalam membuat atau menciptakan setiap produk yang telah dihasilkan oleh siswa tersebut. 3 Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa sudah memiliki satu keahlian dengan apa yang diajarkan oleh guru tersebut di kelas maupun praktek. 333 Hal ini juga ditegaskan oleh salah satu guru yang mengajar pendidikan kewirausahaan sebagai berikut “bisa menggunakan soal objektif, soal esay, dengan pengalaman-pengalaman. kalau saya sih lebih menekankan kepada hasil laporan praktek atau dilihat dari praktek itu sendiri ya. Ujian, tes, dan ulangan juga menjadi faktor penting ya dalam menentukan siswa itu sudah berhasil atau belum” Sesuai dengan Permendikbud No 81 Tahun 2013 tentang implementtasi kurikulum, perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang membuat Identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi SK, Kompetensi Dasar KD, Indikator pencapaian Kompetensi, Penilaian hasil belajar, tujuan pembelajaran, dan sumber belajar. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Kewirausahaan a. Faktor Pendukung Pendidikan Kewirausahaan di SMK N 1 Kota Jambi Dalam pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan di SMK N 1 Kota Jambi mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Faktor-faktor yang mendukung kelancaran pendidikan kewirausahaan diantaranya 1 Saran prasarana yang tergolong lengkap sehingga memudahkan siswa untuk melaksanakan pendidikan kewirausahaan. Laboratorium menjadi salah satu sarana prasaran yang sangat mendukung dari kelancaran proses pembelajaran serta terdapat tempat khusus bagi siswa untuk menjual karya yang telah dibuat yaitu bisnis center. 2 Mendapatkan motivasi, partisipasi dan pengahargaan yang diberikam oleh kepala sekolah dan guru secara langsung berupa pujian terhadap produk yang telah dibuat. Hal ini sejalan laporan Purwaningsih 2021 bahwa pentingya keberadaan motivasi ekstrinsik dalam menumbuh kembangkan minat berwirausaha. 334 3 Kompetensi pendidik juga faktor pendukung terhadap optimalnya pendidikan kewirausahaan di SMKN 1 Kota Jambi. Salah satunya adalah guru yang berkompeten dalam mengajar pendidikan kewirausahaan walaupun dengan jumlah terbatas. b. Faktor Penghambat pendidikan kewirausahaan di SMKN 1 Kota Jambi Beberapa faktor yang menjadi penghambat pendidikan kewirausahaan diantaranya adalah 1 Kurangnya jumlah tenaga pendidik yang mengajar pendidikan kewirausahaan yang mempunyai latar belakang sesuai dengan pendidikan kewirausahaan. 2 Faktor dari diri seorang siswa itu sendiri dapat menjadi faktor penghambat terlaksananya pendidikan kewirausahaan. Kesadaran siswa yang masih beragam atau dengan kata lain siswa berasumsi bahwa pendidikan kewirausahaan masih tidaklah begitu penting untuk dipelajari. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapatlah disampaikan kesimpulan 1. Pendidikan kewirausahaan dimanfaatkan dari sisi input, proses, dan outcome di SMKN 1 Kota Jambi bahwa pendidikan kewirausahaan diajarkan pada semua jenjang dan kelas. Bazar yang merupakan program tahunan ini merupakan program yang mengedepankan proses pembelajaran pendidikan kewirausahaan. Selain itu, ada latihan observasi lapangan, perjalanan industri, dan pusat bisnis tempat siswa dapat mengiklankan barang mereka. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis program, pembelajaran inkuiri, dan model pembelajaran penemuan. Kuis harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir digunakan sebagai bagian dari proses evaluasi atau penilaian untuk mengukur seberapa baik kinerja siswa dalam pendidikan kewirausahaan, serta ujian praktik dalam bentuk bazar 335 atau pameran hasil karya siswa. 2 Faktor-faktor yang mendukung Pendidikan Kewirausahaan ialah keberadaan sarana dan prasarana yang memadai, serta guru yang dianggap kompeten pada bidang peminatannya. Sedangkan hambatannya ialah kurangnya jumlah tenaga pendidik yang mengajar pendidikan kewirausahaan yang mempunyai latar belakang sesuai dengan pendidikan kewirausahaan. Harapan penulis ke depannya penelitian ini dapat dilanjutkan pada skala yang lebih luas, agar manfaat penelitian ini bisa lebih menyentuh lapisan masyarakat yang lebih luas pula. DAFTAR PUSTAKA Aini, Qurotul. 2018. Implementasi pendidikan kewirausahaan untuk menumbuhkan minat wirausaha siswa kelas X pada program enterpreneur di SMA Excellent Alyasini Pasuruan. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Alviana, N. 2017. Pendidikan kewirausahaan di SMK Batik Perbaik. Jurnal Kebijakan Pendidikan. Edisi 6 h. 577-585. Aprilianty, E. 2012. Pengaruh kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan dan lingkungan terhadap minat berwirausaha siswa SMK. Pendidikan Vokasi, 23. Creswell, J. 2013. Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixed. Yogyakarta Pustaka Belajar. Delitasari, I., & Hidayah, N. 2017. Implementasi pendidikan entrepreneurship di SD entrepreneur. The 6th University Research Colloquium, 179-186. Hendrato, M. L. 2018. Implementasi pendidikan kewirausahaan di SMP negeri 15 Yogyakarta the implementation of entrepreneurial education program at junior high school 15 Yogyakarta. Kebijakan Pendidikan, 76. Moleong, L. J. 2006. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung Remaja Rosda Karya. Muspawi, Mohamad. 2020. Strategi Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 202, Juli 2020, 402-409. DOI Purwaningsih, Dewi. 2021. Pentingnya Motivasi Dalam Menumbuhkan Minat Berwirausaha. ETNIK Jurnal Ekonomi - Teknik, Volume 1 Issue 2, h. 69-72. Rohmah, L. 2017. Implementasi Pendidikan entrepreneurship pada anak usia dini di tk khalifah sukonandi yogyakarta. Pendidikan Anak, 31, 15-26. Suharsaputra, U. 2018. Supervisi pendidikan pendekatan sistem berbasis kinerja. Bandung Refika Aditama. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this spirit and entrepreneurship education have grown everywhere. But ideally this spirit is implanted as early as possible. So far there has been no serious kindergarten to support this entrepreneurial spirit. TK Khalifah who has tauhid education and entrepreneurship. This research focuses on 1 how the implementation of entrepreneurship education in Khalifah kindergarten, 2 entrepreneurship education activities in Khalifah Kindergarten, and 3 factors that support and obstruct early childhood entrepreneurship education in Khalifah Kindergarten. This research is qualitative research, and data collected by interview, documentation, and observation. Data analysis with reduction, display, and verification / conclusion. The results showed that the implementation of entrepreneurship education in early childhood in Khalifah kindergarten is integrating entrepreneurial values in ApriliantyTujuan penelitian untuk mengungkapkan pengaruh potensi kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha. Penelitian menggunakan pendekatan ex post facto. Populasi adalah siswa SMK Rumpun Pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel sebanyak 113 responden ditentukan menggunakan teknik proportional random sampling. Data dikumpulkan dengan instrumen angket dan tes. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia. Penelitian menunjukkan minat berwirausaha relatif rendah 48,67%, potensi kepribadian wirausaha memberi pengaruh cukup berarti terhadap minat berwirausaha 27,3%, pengetahuan kewirausahaan berpengaruh berarti terhadap minat berwirausaha 13,7%, lingkungan keluarga memberi pengaruh yang berarti terhadap minat berwirausaha 22%. Terdapat pengaruh secara bersama-sama antara potensi kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga sebesar 42,2 persen terhadap minat berwirausaha. THE EFFECT OF ENTREPRENEUR PERSONALITY, ENTREPRENEURSHIP KNOWLEDGE, AND ENVIRONMENT ON ENTREPRENEURIAL INTEREST OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTSAbstractThe Effect of Potential Entrepreneur Personality, Entrepreneurship Knowledge, and Environment on Entrepreneurial Interest of Vocational High School Students. The purposes of this research are to reveal the effect of potential entrepreneur personality, entrepreneurship knowledge, and environment on the entrepreneurial interest. This study uses the ex post facto approach. The population is Agriculture vocational high school students in Daerah Istimewa Yogyakarta. A sample of 113 respondents is established using the proportional random sampling technique. The data are collected using questionnaires and a test. The data are analyzed using descriptive statistics and statistical inference. The results show that almost half of students have a low entrepreneurial interest. The results also show that potential entrepreneur personality gives a positive and significant effect on entrepreneurial interest Entrepreneurship knowledge has a significant positive effect on entrepreneurial interest Family environment has a significant positive effect on entrepreneurial interest 22%. The potential entrepreneur personality, entrepreneurship knowledge, and family environment collectively have the effect of percent on the entrepreneurial pendidikan kewirausahaan untuk menumbuhkan minat wirausaha siswa kelas X pada program enterpreneur di SMA Excellent Alyasini Pasuruan. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim MalangQurotul AiniAini, Qurotul. 2018. Implementasi pendidikan kewirausahaan untuk menumbuhkan minat wirausaha siswa kelas X pada program enterpreneur di SMA Excellent Alyasini Pasuruan. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim kewirausahaan di SMK Batik PerbaikN AlvianaAlviana, N. 2017. Pendidikan kewirausahaan di SMK Batik Perbaik. Jurnal Kebijakan Pendidikan. Edisi 6 h. design pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixedJ CreswellCreswell, J. 2013. Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixed. Yogyakarta Pustaka pendidikan entrepreneurship di SD entrepreneur. The 6th University Research ColloquiumI DelitasariN HidayahDelitasari, I., & Hidayah, N. 2017. Implementasi pendidikan entrepreneurship di SD entrepreneur. The 6th University Research Colloquium, pendidikan kewirausahaan di SMP negeri 15 Yogyakarta the implementation of entrepreneurial education program at junior high school 15 YogyakartaM L HendratoHendrato, M. L. 2018. Implementasi pendidikan kewirausahaan di SMP negeri 15 Yogyakarta the implementation of entrepreneurial education program at junior high school 15 Yogyakarta. Kebijakan Pendidikan, 76.Metodologi penelitian kualitatif. Bandung Remaja Rosda KaryaL J MoleongMoleong, L. J. 2006. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung Remaja Rosda Menjadi Kepala Sekolah ProfesionalMohamad MuspawiMuspawi, Mohamad. 2020. Strategi Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 202, Juli 2020, 402-409. DOI PurwaningsihPurwaningsih, Dewi. 2021. Pentingnya Motivasi Dalam Menumbuhkan Minat Berwirausaha. ETNIK Jurnal Ekonomi -Teknik, Volume 1 Issue 2, h. 69-72.

1 BK PRIBADI SOSIAL MENJADI WIRAUSAHA SUKSES. 2. Uraian Materi Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling mulia. Tuhan Sang Maha Pencipta tidak ingin manusia sebagai ciptaannya menjadi hina, Tuhan ingin agar manusia mendapatkan kemuliaan dengan taraf hidup yang layak. Hal ini merupakan modal besar bagi kita sebagai manusia untuk bersyukur dan

Tips Menumbuhkan Jiwa Entrepreneurship Entrepreneurship adalah keyakinan kuat yang ada dalam diri seseorang untuk mengubah dunia melalui ide dan inovasinya. Keyakinan ini kemudian ditindaklanjuti dengan keberanian mengambil risiko untuk mewujudkan ide dan inovasinya tersebut melalui organisasi yang didirikan, mulai dari membangun, memelihara, mengembangkan, hingga menghasilkan dampak nyata bagi dunia. Orang yang memiliki keyakinan tersebut disebut entrepreneur atau wirausahawan. Menjadi seorang entrepreneur merupakan salah satu langkah untuk mencapai sebuah kesuksesan. Hampir setiap orang ingin menjadi wirausahawan atau sukses, namun hanya segelintir orang yang serius untuk “take action” dan mewujudkan impiannya menjadi entrepereneur sukses. Risiko dan perencanaan yang terlalu lama seringkali menjadi penghambat seseorang untuk maju dan menjalankan perusahaannya. Untuk membangun bisnis dan menjadi entrepereneur, sebagai langkah awal seseorang harus menumbuhkan jiwa wirausaha dan terjun langsung membangun bisnisnya. Ikuti beberapa tips berikut ini untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship. Memulai Bisnis dengan Niat & Keyakinan Ini termasuk kunci dasar yang harus dimiliki oleh wirausahawan. Bagaimana tidak? Bila kita membuka bisnis tanpa adanya niat dan keyakinan, pasti bisnis tersebut tidak akan berjalan maksimal. Jadikan niat dan keyakinan untuk berwirausaha sebagai pondasi Anda membangun sebuah bisnis. Jika sudah berniat untuk berbisnis, langkah selanjutnya adalah menumbuhkan keyakinan Anda untuk membangun bisnis menjadi nyata dan meraih sukses. Memiliki Kecepatan Melihat Peluang Banyak orang memulai bisnis mandiri karena memanfaatkan peluang yang mereka peroleh di lingkungannya. Peluang harus dicari, bila perlu pergilah melakukan perjalanan sekedar untuk mencari peluang-peluang bisnis. Karena setiap orang yang berwirausaha harus pandai mencari peluang. Dari peluang itulah bisa tercipta produk atau jasa yang dibutuhkan banyak orang. Pelajari Kisah Sukses Orang Lain Ada banyak kisah pengusaha sukses yang membangun kerajaan bisnisnya dari nol, dengan perjuangan yang berat, jatuh bangun dan akhirnya mencapai kesuksesan yang besar. Kisah sukses seseorang dalam berbisnis ini dapat menumbuhkan motivasi Anda untuk melakukan hal serupa dan menghindarkan diri Anda dari ketakutan dan risiko yang akan dihadapi. Motivasi yang tinggi untuk berbisnis secara bertahap akan menumbuhkan jiwa dalam diri Anda. Modal Kebanyakan orang ragu untuk memulai bisnis karena tidak ada modal/uang. Untuk mengatasi hal ini, Anda harus mencari modal. Caranya? Kita harus kerja terlebih dahulu. Kerja pun harus serius. Tidak hanya memandang job desk kita. Kerjakan beberapa hal lain dalam pekerjaan. Selain menambah pemasukan, juga menambah pengalaman kita dalam dunia kerja. Modal juga bisa didapatkan dengan cara meminjam ke Bank ataupun pihak lain. Fokus dalam Berwirausaha Banyak halangan dan rintangan yang akan dihadapi dalam memulai sebuah bisnis. Oleh sebab itu, sikap fokus yang dibarengi keyakinan dan optimis wajib dimiliki oleh seorang entrepreneur agar tidak mudah menyerah dan berhenti di tengah jalan. Memiliki Kemampuan Menjual Hal ini sangat penting dimiliki oleh calon entrepreneur. Bila tidak, semua hanya tinggal angan-angan. Kemampuan menjual adalah satu-satunya cara untuk menarik minat orang agar mau membeli produk atau jasa yang Anda tawarkan. Dengan terus melatih dan mencoba, kemampuan menjual dapat berkembang dari waktu ke waktu. Lakukan Sekarang Juga Banyak orang menunda dan beralasan untuk tidak memulai bisnisnya, sehingga impiannya untuk memiliki bisnis hanya jalan di tempat tanpa tindakan untuk mewujudkannya. Seorang calon entrepreneur sukses harus memiliki keberanian untuk “take action” dan menghilangkan ketakutan-ketakutannya serta langsung terjun ke dalam . Jika Anda telah memulai dan menjalankan bisnis dengan konsisten, dengan sendirinya mental dan jiwa entrepreneurship akan terbentuk. Itulah tips menumbuhkan jiwa dengan baik. Ingat, pengusaha dan entrepreneur berbeda. Seorang entrepreneur memiliki jiwa pengusaha, tapi seorang pengusaha belum tentu memiliki jiwa entrepreneur. Setelah memulai bisnis, Anda harus mengelolanya dengan baik agar dapat bertahan lebih lama dan berkembang dengan cepat. Jurnal adalah software akuntansi online yang memberikan kemudahan berupa aplikasi akunting dalam mengelola keuangan bisnis dengan mudah, cepat, aman, dan nyaman sehingga dapat membantu Anda mengembangkan bisnis, seperti aplikasi akuntansi untuk UKM.
menumbuhkanminat berwirausaha pada mahasiswa JUMLAH untuk 104 2. Penegasan Minat Berwirausaha Petunjuk : a. Berilah tanda silang (X) pada opsi pilihan sesuai dengan pendapat anda b. Berikan penjelasan secara singkat kenapa anda memilih opsi tersebut 1. Seberapa besar minat atau ketertarikan anda untuk berwirausaha a. Sangat Tinggi b. Tinggi c
ArticlePDF AvailableFigures Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal PKM Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 02 No. 01, Januari – Aprill 2019 p-ISSN 2614-574X, e-ISSN 2615-4749 hal. 19-24 DOI 19 MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA MELALUI PELATIHAN PERANCANGAN MODEL BISNIS KANVAS Larisa Yohanna, Endang Sondari Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI larisayohanna endang_sondari Abstrak Keberadaan Pendidik sebuah bangsa merupakan faktor yang harus diperhatikan dengan serius oleh semua pihak yang berkepentingan, yang memiliki kepedulian bukan hanya terhadap bidang pendidikan, namun juga kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Pemberian keterampilan melalui program Life Skill kepada masyarakat belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan. Pengenalan model bisnis kanvas dapat bersinergi dengan Life Skill yang mereka dapatkan. Kegiatan pelatihan perancangan model bisnis kanvas bertujuan agar minat berwirausaha masyarakat tumbuh seiring dengan bertambahnya pemahaman mereka bahwa memulai usaha sangatlah mudah, dengan perancangan model bisnis yang simpel namun terarah. Hasil yang diperoleh dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah sebagai berikut 1 Sebelum diadakan pelaksanaan kegiatan, minat berwirausaha peserta terindikasi rendah, hanya 8,3 % yang berminat untuk berwirausaha, dan 2 Adanya peningkatan minat peserta untuk berwirausaha setelah pemberian materi motivasi dan pengenalan perancangan model bisnis kanvas, dengan tingkat minat berwirausaha sebesar 64,2%. Kata Kunci Perancangan Model, Model Bisnis Kanvas, Minat Berwirausaha Abstract The existence of a nation's Educator is a factor that must be taken seriously by all interested parties, who have concern not only for the education sector, but also for the concern for the welfare of the community. Giving skills through the Life Skill program to the community cannot be used optimally to increase their independence and welfare. The introduction of the business model canvas can synergize with the Life Skills they have gotten. The canvas business model design training activities aim to make community entrepreneurship interest grow along with their increasing understanding that starting a business is very easy, with the simple and directed design of business model. The results obtained in the community service activities are as follows 1 Prior to the implementation of activities, interest in entrepreneurship was indicated as low, only were interested in entrepreneurship, and 2 There was an increase in participants' interest in entrepreneurship after giving motivation and introduction designing a business mode canvas, with a level of entrepreneurial interest of Keywords Model Design, Business Model Canvas, Entrepreneurial Interest PENDAHULUAN Kota Administarasi Jakarta Utara yang memiliki populasi penduduk sekitar orang dengan penduduk miskin berkisar pada angka orang Sumber BPS 2006. Hal ini memperlihatkan bagaimana kondisi faktual menyatakan jelas masih 20 Jurnal PKM Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 02 No. 01 Januari – Apri 2019 19-24 banyak penduduk miskin yang membutuhkan perhatian. Secara sosial masyarakat marjinal banyak yang tinggal di lingkungan sekitar rel kereta api, pasar, tanah garapan dan rumah tinggal sempit yang memiliki tingkat kerawanan cukup tinggi. Begitu juga secara ekonomi umumnya masyarakat adalah masyarakat yang memiliki ekonomi lemah dengan tingkat penghasilan rendah yang aktivitas sehari-harinya sebagai buruh, pedagang kecil dan pengepul barang bekas. Berawal dari kepedulian terhadap rendahnya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Pademangan, maka PKBM Negeri 04 Pademangan, mencoba membangun kesadaran masyarakat sekitar akan pentingnya pendidikan dengan membuka kesempatan untuk meraih pendidikan seluas-luasnya serta menumbuhkan jiwa berwirausaha dengan memberikan life skill, entrepreneur knowledge dan skill yang memadai. Kelak mereka diharapkan dapat memiliki masa depan yang lebih cerah dan sejahtera dengan pendidikan dan keterampilan yang mereka miliki. Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menjelaskan bahwa tingkat kemiskinan tahun depan diasumsikan 9,5 persen-10,5 persen. Di 2016, targetnya 10,5 persen tapi realisasinya 10,6 persen karena masalah pertumbuhan ekonomi tidak setinggi yang diharapkan. Daya serap tenaga kerja juga lebih rendah, pertumbuhan ekonomi tidak tinggi seperti yang diharapkan, investasi tidak besar dan yang masuk padat modal tidak lagi padat karya sehingga kemiskinan turunnya melambat 2017. Sehubungan dengan pernyataan tersebut, menjadi sebuah PR besar bagi PKBM Pademangan untuk dipecahkan agar specific life skills tata boga, komputer, menjahit dan lainnya yang telah diberikan dapat memberikan manfaat di masa depan bagi masyarakat yang sudah belajar. Mitra sadar bahwa kelulusan pendidikan dengan berbekal life skill dan entrepreneurship knowledge sangatlah penting bagi masa depan mereka agar dapat memperbaiki ekonomi keluarga dan mandiri. Oleh karena itu kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk 1 Membuka pola pikir masyarakat untuk berwirausaha sehingga terciptanya kemandirian, 2 Memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa memulai usaha dengan perencanaan yang matang sangatlah simple, 3 Membekali peserta dalam memulai usaha dengan perancangan model bisnis kanvas, dan 4 Menumbuhkan kesadaran dan minat berwirausaha masyarakat agar mereka tidak terkurung dalam kemiskinan dan kelak dapat hidup sejahtera. Luaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah tumbuhnya minat berwirausaha masyarakat, seiring dengan bertambahnya pemahaman mereka bahwa memulai usaha sangatlah mudah dengan perancangan suatu model bisnis yang simpel namun terarah. Dengan menggunakan angket dapat terlihat adanya minat mereka untuk berwirausaha. METODE PELAKSANAAN Dalam kegiatan ini, pelaksanaan dilakukan selama 2 dua hari pada tanggal 20-21 Januari 2017 dengan tahapan-tahapan yang dilaksanakan yaitu 1. Tahap awal. Setelah Sambutan oleh Kepala Sekolah, tim pelaksana memberikan motivasi kewirausahaan dengan diawali pemberian angket mengenai kondisi warga belajar apakah mereka sudah ada yang berwirausaha atau berdagang, apakah mereka berniat untuk berwirausaha bagi yang belum dan alasan mereka terhadap ketidak-minatan mereka untuk berwirausaha. Kemudian, pemberian motivasi yang bertujuan untuk Menumbuhkan Minat Berwirausaha …Larisa Yohanna, Endang Sondari 21 menumbuhkan kesadaran dan minat peserta untuk berwirausaha. Materi pemberian motivasi, selain berdasarkan kepada materi yang telah disiapkan, materi juga disesuaikan dengan hasil angket yang telah dikumpulkan dengan melihat alasan yang menyebabkan mereka tidak berminat untuk berwirausaha. 2. Tahap Pengenalan Pengenalan perancangan model bisnis kanvas dilakukan secara mendalam. Selama ini masyarakat enggan untuk berwirausaha karena selain modal menjadi faktor utama bagi mereka untuk memulai usaha, mereka juga menghadapi suatu kebingungan bagaimana memulai suatu usaha dan apa yang harus mereka lakukan diawal. Hal ini yang menyebabkan mereka tidak berminat untuk berwirausaha dan beranggapan bahwa memulai usaha sangatlah kompleks dan beresiko tinggi untuk merugi. Oleh karena itu dengan pengenalan perancangan model bisnis kanvas sebagai salah satu langkah memulai suatu usaha yang diharapkan dapat menumbuhkan minat berwirausaha . 3. Tahap Pelatihan Membuka bisnis memerlukan keberanian namun bisnis juga memerlukan perhitungan yang matang, sehingga resiko apapun yang muncul dapat dikelola dengan baik. Salah satu cara termudah menyiapkan rencana bisnis adalah dengan membuat model bisnis. Dengan perancangan ini dapat memudahkan pemula usaha dalam memetakan arah usaha dan meminimalisir resiko kegagalan. Dalam buku “Business Model Generation” Osterwalder & Pigneur 2010 Model Bisnis Canvas adalah model bisnis yg terdiri dari 9 blok area aktivitas bisnis, yang memiliki tujuan memetakan strategi untuk membangun bisnis yang kuat, bisa memenangkan persaingan dan sukses dalam jangka panjang. Bisnis Model Canvas ini memiliki ciri khas dengan 9 blok model yang jika disatukan akan menjadi satu kesatuan bisnis a. Customers Segment b. Value Proposition c. Customer Relationship d. Channel e. Revenue Stream f. Key Resource g. Key Activities h. Key Partnership i. Cost Structure Gambar 1 Alur IPTEK Transfer ke Mitra Berwirausaha membuka mindset MenumbuhkanMinat Berwirausaha Peserta 22 Jurnal PKM Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 02 No. 01 Januari – Apri 2019 19-24 Keterampilan Masyarakat Menjahit, memasak dan lainnya akan menjadi aset masa depan jika dimanfaatkan dengan baik. Kontribusi kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan motivasi membuka mindset pentingnya berwirausaha dan pengenalan model bisnis kanvas, diharapkan dapat menumbuhkan minat berwirausaha peserta. Selama ini peserta pastinya sangat awam dan menganggap bahwa memulai suatu bisnis sangat sulit dan tidak ada pengetahuan yang dapat menunjang. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan ini dihadiri oleh peserta wanita sebanyak 47% dan sisanya laki-laki, dengan usia dominan berkisar 17 tahun. Peserta yang hadir yang telah berwirusaha/berdagang hanyalah 29%. Dari 12 peserta yang belum memiliki usaha/berdagang hanya yang berminat untuk berwirausaha kelak. Hal ini dikarenakan berbagai alasan antara lain tidak memiliki modal, takut rugi, dan tidak memiliki bakat masing-masing alasan sebanyak 25%, tidak memiliki skill dan pengalaman masing-masing alasan sebesar 12,5%. Penyampaian materi disesuaikan dengan kondisi apa yang menjadi keyakinan peserta pada saat itu kenapa mereka tidak berminat untuk berwirausaha sehingga lebih cenderung menjadi karyawan/buruh kelak berdasarkan angket yang telah dibagikan sebelum pemaparan materi motivasi. Berdasarkan hasil analisis angket yang telah dibagikan kepada 17 peserta setelah pemaparan dan latihan perancangan model bisnis kanvas skor total adalah 2438, dikategorikan tingkat minat berwirausaha peserta adalah sedang atau sebesar 64,16%. Gambar 2 Pemaparan Motivasi Kewirausahaan Sumber Dokumentasi Pribadi Gambar 3 Pemaparan Model Bisnis Kanvas Sumber Dokumentasi Pribadi Menumbuhkan Minat Berwirausaha …Larisa Yohanna, Endang Sondari 23 Gambar 4 Diskusi Kelompok Peserta Sumber Dokumentasi Pribadi SIMPULAN Secara umum kegiatan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dikatakan berhasil karena 1. Adanya peningkatan minat peserta untuk berwirausaha dengan nilai sebesar 64,2 % yang awalnya hanya 8,3%. 2. Pengenalan model bisnis kanvas berhasil tersampaikan walaupun dalam proses latihannya hanya 25% yang telah selesai menyelesaikan layoutnya. 3. Adanya persiapan yang lebih mendalam untuk penyampaian materi oleh tim pelaksana untuk model bisnis kanvas karena mayoritas background pendidikan peserta adalah usia terlambat sekolah 17 tahun 22 tahun. 4. Adanya tambahan waktu pertemuan dari mitra sehingga penditribusian ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam berwirausaha bisa lebih maksimal. 5. Mitra dapat menambahkan mata pelajaran kewirausahaan dalam kurikulum pembelajaran. UCAPAN TERIMA KASIH Untuk yang pertama, saya ucapkan terima kasih kepada LP2M Universitas Indraprasta PGRI yang telah mendukung kegiatan pengabdian masyarakat ini, dan Ibu Suratminah, Kepala Sekolah PKBM Negeri 04 Pademangan, Jakarta Utara beserta para staf yang telah mendukung kegiatan ini sehingga berjalan lancar. DAFTAR PUSTAKA Andi. 2015. 20 Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli Ekonomi. http// www. Diakses 15 Desember 2017. Anwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup Life Skill Education. Bandung Alfabeta. Brodjonegoro. 2017. Kemiskinan dan Pengangguran. http // . com/read/2590110/ini-target-angka-kemiskinan-dan-pengangguran-ri-di-2017. Diakses 9 Januari 2018. 24 Jurnal PKM Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 02 No. 01 Januari – Apri 2019 19-24 Depdiknas. 2002. Pengembangan Pelaksanaan Broad-Based Education, High-Based Education, dan Life Skills di SMU. Jakarta Depdiknas. IOWA State University. 2003. Incorporating Developmentally Appropriate Learning Opportunities to Assess Impact of Life Skill Development. Diakses 15 Desember 2017. Ostewalder, A. and Pigneur, Y. 2010. Business Model Generation. New Jersey John Wiley & Sons, Inc. Rr. Vemmi Kesuma DewiEndang SondariThe impact of the industrial revolution era is enormous on the behavior of the people, including children, who massively switch to technology; this is a product of change driven by developed countries as holders of the world constellation in the fields of science and technology and the economy. The success of developed countries cannot be separated from the role of educational institutions. The era of globalization is currently being experienced by all people in the world, including in Indonesia. Global challenges with advances in science and technology. The concept of entrepreneurial education for girls in open houses causes competition and faster and more competitive movements, which directly impact the world of education. Entrepreneurship is not only a world of adults, but it can also be a part of the world of children. The difference is, entrepreneurship in children cannot be carried out alone. However, it requires guidance and support from adults, parents, and teachers. Children who know the world of entrepreneurship from an early age will find it useful for future provisions. Education is an integral part of the life of society, nation, and state. One of the factors taken to improve the quality of life of the Indonesian nation is to increase the attitude of independence in the Kecakapan Hidup Life Skill EducationAnwarAnwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup Life Skill Education. Bandung dan PengangguranBrodjonegoroBrodjonegoro. 2017. Kemiskinan dan Pengangguran. http // com/read/2590110/ini-target-angka-kemiskinan-dan-pengangguran-ri-di-2017. Diakses 9 Januari Pelaksanaan Broad-Based Education, High-Based Education, dan Life Skills di SMUDepdiknasDepdiknas. 2002. Pengembangan Pelaksanaan Broad-Based Education, High-Based Education, dan Life Skills di SMU. Jakarta Model GenerationA OstewalderY PigneurOstewalder, A. and Pigneur, Y. 2010. Business Model Generation. New Jersey John Wiley & Sons, Inc.
Perbedaanwirausaha dan manajer terletak pada kepemilikan perusahaan yang dikelola. Wirausaha, pada umumnya mengelola perusahaan miliknya sendiri dan dari profesinya itu seorang wirausaha akan menikmati Seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Motif berprestasi
Tarmudji 2006 menyatakan bahwa minat adalah perasaan tertarik atau berkaitan pada sesuatu hal atau aktivitas tanpa ada yang meminta/menyuruh. Tarmudji menyatakan bahwa minat seseorang dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan seorang lebih tertarik pada suatu obyek lain dan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Hurlock dalam Riyanti 2003 menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan bila seseorang bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan terbentuk minat yang kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi bersifat sementara atau dapat berubah-ubah. Crow & Crow dalam Yuwono dkk 2008 menyebutkan ada tiga aspek minat pada diri seseorang, yaitu a. Dorongan dari dalam untuk memenuhi kebutuhan diri sebagai sumber penggerak untuk melakukan sesuatu. b. Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang akan menentukan posisi individu dalam lingkungannya. c. Perasaan individu terhadap suatu pekerjaan yang dilakukannya. Masrun dalam Yuwono et al. 2008 menyatakan bahwa banyak lulusan perguruan tinggi belum mampu berwirausaha. Mahasiswa cenderung berpikir bagaimana caranya mereka bisa diterima bekerja sesuai dengan gelar kesarjanaannya dan dengan gaji yang sesuai ketika menyelesaikan kuliahnya. Mereka berpendapat lebih baik menganggur daripada mendapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahliannya. Lebih lanjut Masrun menyatakan bahwa penduduk yang mempunyai pendidikan tinggi justru kurang berminat menjadi wirausaha, tercatat hanya 10% yang berminat menjadi wirausaha. Mereka yang pendidikannya rendah justru 49% yang berminat menjadi wirausaha. Dalam Handbook seperti yang dikutip oleh Wirasasmita dalam Suryana 2006 55 dikemukakan beberapa alasan yang menumbuhkan minat seseorang menjadi wirausaha yakni 1. Alasan keuangan. Untuk mencari nafkah, menjadi kaya, mencari pendapatan tambahan dan sebagai jaminan stabilitas keuangan. 2. Alasan sosial. Memperoleh gengsi/status agar dikenal dan dihormati banyak orang, menjadi teladan untuk ditiru orang lain dan agar dapat bertemu banyak orang. 3. Alasan pelayanan. Agar bisa membuka lapangan pekerjaan dan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. 4. Alasan pemenuhan diri. Untuk bisa menjadi seorang atasan, mencapai sesuatu yang diinginkan, menghindari ketergantungan kepada orang lain, menjadi lebih produktif dan menggunakan potensi pribadi secara maksimum. Mudjiarto et al. 2005 42 menyatakan bahwa bahwa umumnya orang berminat membuka usaha sendiri karena beberapa alasan berikut ini 1 Mempunyai kesempatan untuk memperoleh keuntungan. 2 Memenuhi minat dan keinginan pribadi. 3 Membuka diri untuk berkesempatan menjadi bos bagi diri sendiri. 4 Adanya kebebasan dalam manajemen. Zimmerer 2004 menyatakan bahwa ada 8 faktor yang menjadi pendorong pertumbuhan minat kewirausahaan, yakni 1 Pendapat bahwa wirausaha adalah seorang pahlawan. 2 Pendidikan kewirausahaan. 3 Faktor ekonomi dan kependudukan. 4 Pergeseran dari ekonomi industri ke ekonomi jasa. 5 Kemajuan teknologi. 6 Gaya hidup bebas. 7 E-Commerce dan The World Wide Web. 8 Terbukanya peluang bisnis internasional. Swasono 1978 menyatakan bahwa individu yang berminat wirausaha lebih dipacu oleh keinginan berprestasi daripada hanya sekedar mengejar keuntungan. Seseorang wirausaha tidak cepat puas akan hasil yang dicapai akan tetapi selalu mencari cara dan kombinasi baru serta produksi baru sehingga tercapai perluasan usahanya. Hal ini berarti individu yang mempunyai minat berwirausaha harus memiliki sikap bertanggung jawab dengan memperhitungkan konsekuensi yang mungkin ada. Minat berwirausaha akan menarik individu terhadap suatu usaha dimana usaha tersebut dirasakan dapat memberikan suatu yang berguna, bermanfaat dan sangat penting bagi kehidupan dirinya sehingga menimbulkan suatu dorongan atau keinginan untuk mendapatkannya. Pada minat berwirausaha dibutuhkan kesanggupan untuk berhubungan dengan bidang kewirausahaan sehingga individu memiliki minat terhadap pekerjaan wirausaha. Related posts
Dapatmeningkatkan jumlah para wirausaha yang baik dan berkualitas. Dapat menumbuhkan kesadaran kewirausahaan yang tangguh dan kuat pada masyarakat. para ahli dan pakar memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda beda dalam mendefinisikan apa itu wirausaha.Untuk lebih jelasnya, simak berikut ini pengertian wirausaha menurut para ahli
Motivasi bisnis adalah suatu hal yang harus ditanamkan pada diri setiap pengusaha. Banyak orang yang ingin berkarir sebagai entrepreneur, bercita-cita ingin menjadi pebisnis hebat dan sukses yang disertai dengan tujuan baik lainnya. Namun, beberapa mungkin belum memulai langkah usahanya. Bisa karena bingung, bisa pula karena tak memiliki motivasi yang kuat akan hal ini. apakah Anda salah satunya? Jika ia, maka disarankan untuk membaca tulisan ini hingga selesai. Karena pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai cara menggali dan memupuk motivasi bisnis yang kuat dalam diri. Tips Menggali dan Menumbuhkan Motivasi Bisnis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Lalu, bagaimana caranya kita memiliki dorongan’ yang dapat membantu bisnis kita tersebut? 1. Miliki Keyakinan yang Besar Keyakinan adalah dasar motivasi kita dalam memulai bisnis yang kuat. Niat serta keyakinan menjadi pondasi utama dari bisnis yang kita jalankan. Kebanyakan tidak yakin dan takut produknya tidak laku dipasaran dan akhirnya bangkrut. Betul begitu? Tanamkan keyakinan dalam diri kita bahwa apapun produk yang ditawarkan akan ada pembelinya. Karena, bukankah setiap yang kita pasarkan sudah memiliki target konsumennya sendiri? Berarti semuanya berpeluang laku, berpeluang sukses. Yang perlu kita lakukan hanya meyakini hal itu, dan mencari jalan agar brand kita bertemu dengan jodoh’ atau konsumennya. 2. Belajar Sukses dari Cerita Inspiratif Dalam perjalanan bisnis kita mungkin saja merasa jenuh dan stuck di posisi itu-itu saja. Mulailah muncul pikiran “apakah saya bisa sukses dengan keadaan yang seperti ini?”. Untuk menghilangkan keraguan tersebut serta meningkatkan kembali daya juang bisnis, Anda bisa mencari, membaca, mendengarkan atau menonton kisah inspiratif yang memuat tentang perjalanan para pebisnis sukses. Semuanya memang tidak berjalan begitu saja, harus ada perjuangannya. Mengetahui kisah orang sukses ini bisa menjadi pemecut’ motivasi bisnis yang dijalankan. 3. Jangan Menunda-Nunda Salah satu kebiasaan buruk yang cukup sering kita lakukan adalah menunda. Banyak alasan dan banyak menunda bisa menjadi salah satu faktor penurun motivasi sekaligus penghambat bisnis. Semakin ditunda, maka perjalanan menuju suksesnya akan lebih lama. Ketika malas menyerang, segeralah berpikir tentang apa yang membuat Anda telah berjuang sejauh ini? Maka hal tersebut bisa dijadikan motivasi agar segera bergerak sekarang juga. Beberapa pebisnis, terlebih pengusaha baru, banyak yang merasa ragu untuk memulai langkahnya. Hal inilah yang biasanya menjadi faktor kita banyak menunda. Menunggu lebih siap, menunggu lebih matang dan segudang alasan lain yang biasa diungkapkan. Padahal dalam berbisnis, take action itu penting. Mulai saja dulu, perbaiki segala yang kurang sambil berjalan. Karena kalau kita menunda, kita tak pernah tau harus mulai memperbaiki dari hal apa. 4. Fokus dan Konsisten Kunci sukses pebisnis berikutnya adalah fokus dan konsisten. Berbisnis memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Di hadapan kita nanti, akan terhampar perjalanan panjang yang mungkin dapat menurunkan semangat, motivasi dan daya juang. Satu yang perlu diingat, fokuslah pada tujuan. Fokus pada hal-hal atau capaian-capaian bisnis Anda. Lakukan segala usaha dengan konsisten. Tanpa konsistensi maka semua yang telah dibangun bisa saja berantakan. Berbagai tips dan cara menumbuhkan motivasi bisnis di atas, semoga bisa semakin menguatkan setiap langkah usaha Anda, ya. Apabila Anda membutuhkan konsultasi saat memulai bisnis, Anda bisa berkonsultasi langsung dengan ahli atau business coach. Dengan begitu, bisa didapatkan perencanaan tepat untuk menjalankan bisnis Anda. Untuk informasi lain terkait tips usaha maupun produk keuangan lainnya. Anda bisa membacanya di Dengan mendaftar di semua informasi keuangan bisa diakses dengan gratis dan sangat mudah. Jadi, tunggu apalagi? Yuk segera kunjungi
fu7K.
  • 29f5d5ock6.pages.dev/58
  • 29f5d5ock6.pages.dev/78
  • 29f5d5ock6.pages.dev/4
  • 29f5d5ock6.pages.dev/82
  • 29f5d5ock6.pages.dev/300
  • 29f5d5ock6.pages.dev/305
  • 29f5d5ock6.pages.dev/327
  • 29f5d5ock6.pages.dev/263
  • 29f5d5ock6.pages.dev/162
  • jelaskan dengan singkat bagaimana menumbuhkan minat berwirausaha